PEMBANGUNAN KOTA PERHATIKAN BUDAYA
Jakarta, Kompas
Pembangunan kota, termasuk Kota Tarakan di Kalimantan Timur, harus memerhatikan warisan budaya. Langkah ini penting agar kota tidak kehilangan identitasnya. Khusus untuk Kota Tarakan, pemeliharaan warisan budaya ini penting agar Tarakan tidak kehilangan identitasnya sebagai kota pertambangan minyak bumi terbesar di Indonesia pada zaman penjajahan Hindia Belanda.
Demikian dikemukakan Tinia Budiati pada sidang promosi doktor dalam bidang Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Arkeologi di Universitas Indonesia, Selasa (20/7) di Depok, Jawa Barat. Tinia Budiati dalam disertasinya-dengan promotor Prof Dr Nurhadi Magetsari dan Ko-Promotor Dr Wiwin Djuwita Ramelan-melakukan penelitian mendalam tentang "Perkembangan Kota Tarakan: Sebuah Kajian Arkeologi Sejarah bagi Manajemen Sumber Daya Manusia".
Menurut Tinia, harus ada nilai sejarah dari Kota Tarakan yang dapat diangkat sebagai kebanggaan daerahnya. Nilai-nilai positif yang dikandung Tarakan akan mengangkat harga diri kota yang pada akhirnya menggugah rasa nasionalisme. "Pemerintah dan masyarakat Kota Tarakan memiliki tanggung jawab bersama untuk mengangkat nilai tersebut," katanya.
Keberadaan situs dan bangunan di Tarakan, ujar Tinia, terkonsentrasi pada beberapa wilayah, yakni kawasan Juata Laut, kawasan Tarakan kota, kawasan Karungan, dan kawasan Pantai Amal.
Dalam sidang akademik yang dipimpin Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Dr Bambang Wibawarta serta penguji Dr Irmawati M Johan, Dr Supratikno Rahardjo, Dr Kresno Yulianto, dan Dr Erwiza Erman, yudisium Tinia dinyatakan sangat memuaskan. (NAL)
(Kompas, Rabu, 21 Juli 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar