Senin, 14 Februari 2011

Dugaan Pemalsuan Wayang Dilaporkan

* Inventarisasi Koleksi Museum Radya Pustaka Dimulai

KOMPAS - Jumat, 11 Feb 2011 - Mencuatnya dugaan hilang dan dipalsukannya koleksi wayang di Museum Radya Pustaka Solo dilaporkan ke polisi. Laporan disampaikan Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka Djaka Darjata ke Kepolisian Resor Kota Surakarta, Kamis (10/2).

Dugaan hilang dan pemalsuan wayang berumur ratusan tahun itu pertama kali muncul dari sejumlah dalang tenar di Kota Solo. "Wali kota yang meminta kasus ini dilaporkan ke polisi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Purnomo Subagyo, Kamis di Solo.

Ia mengemukakan, rencananya keseluruhan koleksi juga akan diinventarisasi. Bukan hanya jumlah, melainkan juga kondisinya: asli atau palsu.

Karena itu, Pemerintah Kota Solo akan menyediakan dana APBD sebagai stimulan untuk mendampingi dana APBN demi proses inventarisasi tersebut. Proses inventarisasi diharapkan selesai tahun ini dan hasilnya akan diumumkan kepada masyarakat.

Saat ini, inventarisasi lengkap baru sebatas pada koleksi arca batu, arca perunggu, dan koleksi keramik, serta kristal. Hasilnya, antara lain, dari 80 koleksi arca perunggu, ada sekitar 50 koleksi yang palsu. Inventarisasi yang dilakukan tahun 2007 tersebut dilakukan menyusul terungkapnya kasus hilang dan dipalsukannya arca batu dan perunggu.

Kepala Seksi Pelestarian dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Gutomo mengatakan, koleksi wayang hanya terdapat dalam Laporan Reinventarisasi Benda Cagar Budaya Bergerak Koleksi Museum Radya Pustaka yang disusun BP3 tahun 2007. Sulit mencari data pembanding karena sebelumnya belum pernah ada inventarisasi koleksi wayang.

"Mulai Jumat ini akan datang tiga ahli dari Direktorat Permuseuman dan Benteng Vredeburg Yogyakarta untuk menginventarisasi wayang selama empat hari," kata Gutomo.


Sempat curiga

Djaka Darjata mengungkapkan, sebenarnya pada saat acara ngisis (mengangin-anginkan) wayang setahun lalu, pihaknya telah melihat adanya wayang yang berprada emas dan bukan emas. Demikian pula dengan koleksi tosan aji yang diperkirakan ada yang palsu serta koleksi buku dan naskah kuno.

"Namun, kami hanya mewarisi pengelolaan dari pengurus lama yang dipidana penjara. Sulit untuk melacak hilang-tidaknya karena tidak ada data pembanding," tuturnya.

Kalau terbukti koleksi wayang ada yang hilang, diakui Djaka, sulit untuk mengetahui kapan hilangnya. Berbagai kemungkinan bisa terjadi, termasuk kemungkinan terjadi pada 10-20 tahun lalu. (EKI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar