Jumat, 03 Desember 2010

Candi Kimpulan: Debu Vulkanik Ancam Kondisi Batu

KOMPAS Jogja - Selasa, 30 Nov 2010 - Pembersihan batu Candi Pustakasala atau Kimpulan di kompleks kampus Universitas Islam Indonesia dari debu vulkanik Merapi berjalan sepekan ini. Debu vulkanik bercampur hujan meningkatkan keasaman batu candi sehingga membuat batu mudah lapuk.

Ketua Tim Pemugaran Candi yang juga Ketua Pokja Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) DIY Indung Panca Putra mengatakan, dampak debu vulkanik Merapi terhadap batu-batu candi, jika tak diantisipasi, terjadi 5-10 tahun mendatang.

"Batuan candi bisa rapuh dan jelas menjadi kerugian besar. Debu vulkanik, jika di udara lalu tercampur air, akan menjadi sulfat yang mengandung asam. Dampaknya, terjadi pelunakan mineral yang membentuk bebatuan candi ini. Prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun," ujarnya, Senin (29/11).

Saat ini tingkat keasaman bebatuan candi menunjukkan angka 4, yang jauh dari tingkat keasaman normal, yakni 7. Diperlukan sejumlah tahapan pembersihan untuk mengantisipasi dampak buruk yang mungkin terjadi.


Bersihkan mekanis

Saat ini, yang dilakukan pada bangunan candi di kampus UII Yogyakarta di Jalan Kaliurang Km 14,5 itu adalah pembersihan secara mekanis menggunakan air. Sela-sela bebatuan disikat hati-hati menggunakan ijuk.

"Langkah selanjutnya adalahsecara kimiawi yakni mengolesi bebatuan candi dengan bahan kimia untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Namun, bebatuan candi harus kering betul. Semua bagian candi harus diolesi sempurna," kata Indung.

Secara terpisah, Kepala BP3 Herni Pramastuti mengatakan, penggalian dan pemugaran Candi Kimpulan akan diselesaikan hingga akhir 2010. Seluruh candi, baik candi induk dan pewara, akan dipugar. Demikian juga bagian pagarnya.

"Ini untuk mengembalikan bentuk utuh candi. Kami juga akan menata lingkungan sekitar, seperti pembuatan saluran air dan drainasenya," ucap Herni.

Candi Kimpulan ditemukan tak sengaja pada Desember 2009 ketika sejumlah pekerja hendak membangun perpustakaan UII. Temuan demi temuan membuat tercengang pengamat kepurbakalaan Indonesia dan luar negeri. Pembangunan perpustakaan UII pun tertunda, tetapi sepekan ini sudah dimulai.(PRA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar