Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Tampilkan postingan dengan label Jawa Timur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa Timur. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Juli 2012

Candi Dermo Memprihatinkan


KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA  

KOMPAS, Selasa, 26 Juni 2012 - Bocah melintas di depan Candi Dermo di Desa Candi Negoro, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (25/6). Candi peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dan terus mengalami pelapukan.
Read More......

Jumat, 13 April 2012

Temuan Susunan Batu Bata Tua di Trenggalek


KOMPAS, Selasa, 10 April 2012 - Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga masih meneliti penemuan situs formasi susunan batu bata di Desa Sumarum, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Susunan batu bata itu relatif utuh di bawah tanah milik warga, Kosim (40. Ia menggali tanah di dekat rumahnya sedalam satu meter ketika hendak membuat batu bata, pekan lalu. ”Batu batanya besar, melebihi batu bata umumnya sekarang,” katanya. Yuli Priyanto dari Humas Pemkab Trenggalek, yang dihubungi Senin (9/4), menjelaskan, pihaknya belum menyimpulkan apa pun karena temuan ini butuh kepakaran arkeolog. ”Kami menunggu pihak arkeologi dari Trowulan, Mojokerto. Menilik bentuknya, seperti susunan dinding rumah atau dinding istana atau bagian dari dinding pemandian. Menilik bentuknya, tampaknya merupakan kekunoan asal Majapahit. Namun, ini kesimpulan yang belum bisa dijadikan patokan,” katanya. Mengutip penjelasan Kosim, lokasi dinding tersebut ada di beberapa tempat terpisah di pekarangan rumahnya pada satu garis lurus. (ODY)
Read More......

Jumat, 18 Februari 2011

Situs Biting Terancam Proyek Perumahan

KOMPAS - Jumat, 11 Feb 2011 - Situs Biting, yang diduga peninggalan masa Hindu Buddha dan Mataram Islam, terancam oleh pembangunan perumahan. Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit mendesak pengembang Perum Perumnas menghentikan ekspansi pembangunan di kawasan situs di Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Jawa Timur.

"Karena perumahan akan merusak situs, kami minta agar dihentikan," kata Ketua Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit (MPPM) Mansur Hidayat, Selasa. Situs Biting berada di kawasan seluas 135 hektar yang semula merupakan lahan milik penduduk. Sekitar 12,5 hektar dikuasai Perum Perumnas dan telah dibangun 459 unit rumah di atas lahan 10 hektar.

Arkeolog dan sejarawan Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, menduga, Situs Biting berasal dari dua masa pemerintahan: masa Hindu-Buddha hingga Mataram Islam. Sesuai bahasa lokal, biting berarti benteng. Di areal seluas 2-4 hektar terlihat struktur bata membentuk benteng.

Ada beberapa kemungkinan sejarah terkait Situs Biting. Di antaranya, peninggalan Arya Wiraraja, tokoh pengatur strategi yang diberi kekuasaan Raden Wijaya-Raja Majapahit-di wilayah Jawa bagian timur, yaitu Lamajang (sekarang Lumajang) pada masa awal pemerintahan Majapahit atau era pemerintahan Hindu Buddha (abad ke-14).

"Dilihat dari bangunan dan kisah sejarah masa lalunya diduga Situs Biting itu wilayah kedaton atau kerajaan dari Arya Wiraraja. Apalagi dikelilingi benteng yang menjaga istana itu," ujar Dwi.

Manajer Lokasi Perum Perumnas Bumi Biting Indah Ribut Santoso membantah jika pihaknya merusak lokasi Situs Biting. "Kami mendapat izin lokasi dan izin prinsip pembangunan proyek perumahan dari pemerintah kabupaten secara resmi tahun 1996," katanya.

Saat pembebasan lahan, tidak ada pemberitahuan dari pemerintah kabupaten bahwa ada peninggalan sejarah. Pemkab hanya mengingatkan, apabila menemukan sesuatu supaya dipelihara atau diselamatkan.

Menyikapi permintaan warga peduli peninggalan sejarah, Pemkab Lumajang akan membentuk tim pemetaan. "Kami belum melangkah jauh," tutur Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Lumajang Hendro Iswahyudi. (SIR/DIA)

Read More......

Rabu, 20 Oktober 2010

Fondasi Rumah Singosari Ditemukan


KOMPAS, Jumat, 15 Okt 2010
- Tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata melakukan penggalian situs Singosari Kabupaten Malang. Penggalian bertujuan menemukan dan memetakan kembali permukiman kuno era Kerajaan Singosari demi melengkapi data kepurbakalaan Indonesia.

Tim berjumlah delapan orang (tujuh dari Puslitbang Arkenas Jakarta dan seorang lagi dari BP3 Trowulan). Mereka menggali di dua lokasi, yaitu di sekitar patung Dwarapala di Jalan Kertanegara Barat, Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, dan di pekuburan masyarakat di Jalan Kadipaten, Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Malang. Keduanya di sebelah barat Candi Singosari.

Penggalian dilakukan mulai 9-18 Oktober 2010 di dua lokasi tersebut. Di lokasi pertama, mereka berharap menemukan pagar keliling dari suatu daerah permukiman era Kerajaan Singosari.

"Patung Dwarapala selama ini menjadi semacam pintu gerbang suatu kawasan tertentu. Itu sebabnya, kami mencoba mencari pagar keliling dari kawasan ini demi memastikan arah dan keberadaan permukiman itu sendiri," ujar Amelia Driwantoro, Ketua Tim Peneliti Situs Singosari Puslitbang Arkenas, Kamis (14/10) di Malang.

Di lokasi penggalian pertama sekitar patung Dwarapala tidak ditemukan apa-apa. Di lokasi kedua di sektor Kadipaten ditemukan fondasi hunian masa Singosari setelah menggali delapan kotak gali seluas 7 meter x 6 meter.

Struktur fondasi hunian disusun dari batu padas dan batu bata kuno. "Di sini juga ditemukan pecahan keramik, tembikar, dan genteng. Dari kajian awal, keramik-keramik itu berasal dari Dinasti Song Yuan sekitar abad ke-10 hingga ke-13 Masehi," ujar penanggung jawab penggalian di sektor Kadipaten, Wati R Susetyo.(DIA)
Read More......

Dictionary

Kontak Saya

NAMA:
EMAIL:
SUBJEK:
PESAN:
TULIS KODE INI: