Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Tampilkan postingan dengan label Jawa Tengah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa Tengah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2012

Langkan: Candiretno, Permukiman pada Masa Mataram Kuno

KOMPAS, Rabu, 7 Maret 2012 - Desa Candiretno di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diduga kuat merupakan kawasan permukiman kuno pada abad ke-9 di masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno. ”Salah satu bukti yang menguatkan hal itu adalah ditemukan sisa-sisa 10 bangunan suci di desa tersebut. Selain itu juga ditemukan beberapa lumpang kuno, yang menegaskan bahwa masyarakat desa itu dahulu menjalankan aktivitas bertani dan mengolah hasil pertanian,” kata peneliti arkeologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Bambang Budi Utomo, Minggu (4/3). (EGI)
Read More......

Jumat, 10 Desember 2010

Dampak Erupsi: Pembersihan Candi Borobudur Sebulan Lagi

KOMPAS Jawa Tengah, Senin, 6 Des 2010 - Proses pembersihan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Merapi hingga Sabtu (4/12) masih terus berlangsung. Setelah membersihkan permukaan batuan candi, pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembersihan drainase.

"Diperkirakan, Candi Borobudur baru akan benar-benar bersih dari abu vulkanik, sekitar sebulan mendatang," ujar Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, Sabtu, di Magelang.

Kegiatan lanjutan berupa pembersihan drainase ini, perlu dilakukan karena banyak abu vulkanik yang diperkirakan telah masuk ke dalam saluran.

"Jika dari pembersihan permukaan batuan candi, abu vulkanik yang terkumpul mencapai 40 meter kubik, maka setelah saluran drainase dibersihkan diperkirakan jumlah volume abu vulkanik yang terkumpul mencapai 50 meter kubik," ujarnya.

Pembersihan permukaan batuan candi termasuk pembungkusan 72 stupa candi sudah berlangsung sejak pertengahan November. Setelah abu vulkanik dibersihkan secara manual, maka pada Sabtu (4/12), pembersihan abu di permukaan batuan dituntaskan dengan menyemprot air bertekanan tinggi.

Kendati masih terus dilakukan pembersihan, pada pertengahan Desember, Candi Borobudur diperkirakan sudah bisa dibuka untuk wisatawan. Namun pengunjung dibatasi hingga lantai ketujuh.

"Pada bulan Desember ini, kunjungan wisatawan masih kami batasi, karena kami masih perlu membersihkan bagian dalam stupa yang ada di lantai delapan hingga sepuluh," ujar Marsis.

Pembersihan bagian dalam stupa dilakukan dengan metode khusus menggunakan mesin penyedot debu. Dalam upaya ini, abu vulkanik harus benar-benar dipastikan bersih dengan cara mengetes ada tidaknya kandungan asam dalam batuan.

Pembersihan bangunan Candi Borobudur secara keseluruhan ini melibatkan 1.500 relawan. Dari jumlah itu, sebanyak 10 orang adalah mahasiswa arkeologi Universitas Indonesia yang bertugas khusus untuk membersihkan relief.


Bantuan Amerika Serikat

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Judith A McHale yang datang berkunjung, Sabtu, menyatakan ikut mendukung pembersihan abu vulkanik demi kelestarian Candi Borobudur.

Setelah pulang ke negaranya nanti, dia berjanji akan berdiskusi tentang kondisi Candi Borobudur dan menentukan bantuan apa yang tepat diberikan Pemerintah AS untuk mendukung pembersihan candi.(EGI)

Read More......

Borobudur, Wujud Toleransi Masyarakat Indonesia


KOMPAS - Rabu, 8 Des 2010
- Candi Borobudur dinilai sebagai wujud toleransi masyarakat di Indonesia. "Konteks itu perlu diangkat ke dunia internasional sebagai salah satu kearifan lokal Indonesia," kata Direktur Regional Asia Pasifik Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Hubert Gijzen di sela-sela konferensi tingkat dunia bidang kultur, pendidikan, dan sains atau Wisdom 2010 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (6/12). Hubert mengatakan, Borobudur adalah salah satu monumen Buddha terbesar di dunia yang mampu bertahan hingga ratusan tahun. Padahal, candi itu berdiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas Muslim.(IRE)

Read More......

Rabu, 20 Oktober 2010

Benda Bersejarah di Situs Punjulharjo


KOMPAS Jawa Tengah, Kamis, 14 Okt 2010
- Benda-benda bersejarah kembali ditemukan di situs perahu kuno Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Benda-benda itu antara lain uang kepeng atau uang logam yang tengahnya berlubang, pecahan keramik pada masa sebelum Dinasti Ming, tujuh sumur yang terbuat dari gerabah, lumpang batu, dan tulang manusia. Temuan tersebut dipublikasikan Koordinator Peneliti Situs Punjulharjo Balai Arkeologi Yogyakarta, Novida Abas, di Rembang, Rabu (13/10). "Kami menemukan benda-benda itu di sekitar perahu kuno," kata dia. Sementara itu, Kepala Desa Punjulharjo Nur Salim mengatakan, pada akhir Oktober dan November, penelitian itu akan dilanjutkan oleh Direktorat Jenderal Peninggalan Bawah Air, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, dan ahli kapal dari Jepang Prof Matsui. (HEN)
Read More......

Sabtu, 16 Oktober 2010

Benda Bersejarah di Situs Punjulharjo


KOMPAS Jawa Tengah, Kamis, 14 Okt 2010
- Benda-benda bersejarah kembali ditemukan di situs perahu kuno Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Benda-benda itu antara lain uang kepeng atau uang logam yang tengahnya berlubang, pecahan keramik pada masa sebelum Dinasti Ming, tujuh sumur yang terbuat dari gerabah, lumpang batu, dan tulang manusia. Temuan tersebut dipublikasikan Koordinator Peneliti Situs Punjulharjo Balai Arkeologi Yogyakarta, Novida Abas, di Rembang, Rabu (13/10). "Kami menemukan benda-benda itu di sekitar perahu kuno," kata dia. Sementara itu, Kepala Desa Punjulharjo Nur Salim mengatakan, pada akhir Oktober dan November, penelitian itu akan dilanjutkan oleh Direktorat Jenderal Peninggalan Bawah Air, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, dan ahli kapal dari Jepang Prof Matsui. (HEN)
Read More......

Selasa, 31 Agustus 2010

Dorong Masyarakat ke Museum

* Promosi Harus Lebih Gencar

Kompas Jawa Tengah, Jumat, 27 Agustus 2010 - Sejak dicanangkan pada 2010, program Tahun Kunjungan Museum di Jawa Tengah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dari 47 museum di Jateng, peningkatan jumlah pengunjung hanya berkisar 7-10 persen. Perlu ada promosi untuk mendorong masyarakat mengunjungi museum.

"Di Museum Ronggowarsito Jawa Tengah, yang rata-rata dikunjungi 52.000 orang per tahun juga naik hanya tujuh persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih awam dalam memaknai pentingnya berwisata ke museum," kata Kepala Museum Jawa Tengah, Puji Joharnoto, dalam pertemuan pemangku kepentingan di bidang kebudayaan dan pariwisata se-Jateng di Museum Jateng di Semarang, Rabu (25/8).

Pertemuan tersebut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Maryanto serta lembaga terkait termasuk Ketua PHRI Jateng Heru Ismawan.

Puji mengatakan, potensi museum sebagai tujuan wisata sangat beragam. Museum andalan di Jateng, misalnya museum wayang dan artefak di Purbalingga, museum batik di Pekalongan, museum Karst di Wonogiri, museum Susilo Sudarman di Cilacap, museum kretek di Kudus, museum Kartini di Jepara, museum Oie Hong Djin (museum seni) di Magelang.

Museum seni milik seniman besar di Solo yang memiliki nilai sejarah dan nilai seni tinggi juga layak dikunjungi wisatawan. Hanya saja, kekayaan ragam museum ternyata masih memerlukan promosi yang gencar supaya wisatawan berminat mengunjungi museum.

"Evaluasi terhadap program kunjungan museum selama enam bulan ini, menunjukkan masyarakat masih statis. Mereka perlu didorong, dibujuk, dan ditunjukkan keragaman museum. Setelah itu, barulah mereka bersedia untuk mengunjungi museum," kata Puji.

Dalam hal tersebut, Maryanto kembali menegaskan, tekad Jateng mencanangkan Tahun Kunjungan Jateng 2013 dengan target jumlah pengunjung sampai 20 juta orang. Untuk mempersiapkan ke arah itu, semua pihak termasuk pengelola hotel dan restoran dan daerah tujuan wisata diminta mulai ikut berbenah.

Pada masa Lebaran ini, Maryanto mengimbau pelaku wisata harus siap menyambut pemudik yang masuk Jateng. "Ada sedikitnya 2,5 juta orang yang pasti akan mengunjungi obyek-obyek wisata. Ini bisa meningkatkan jumlah pengunjung hingga 10 kali lipat," ujar Maryanto. (WHO)

Read More......

Dictionary

Kontak Saya

NAMA:
EMAIL:
SUBJEK:
PESAN:
TULIS KODE INI: