Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Tampilkan postingan dengan label Jawa Barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa Barat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Februari 2012

Situs Megalitik Gunung Padang

Kompas/Rony Ariyanto Nugroho


KOMPAS, Senin, 13 Feb 2012 - Hamparan batu tampak tertata di Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (10/2). Situs Gunung Padang pada ketinggian 894 meter di atas permukaan laut ini merupakan peninggalan peradaban Megalitik, rentang waktu 2500-1500 SM, dan diduga merupakan situs megalitik terbesar se-Asia Tenggara.
Read More......

Minggu, 31 Oktober 2010

Puncak Peradaban di Batujaya


KOMPAS Jawa Barat, Rabu, 27 Okt 2010
- Kemampuan teknologi tinggi di eranya dan adaptasi terhadap perubahan sosial dan budaya dari orang-orang di masa peradaban Buni mengantarkan mereka mencapai puncak peradaban. Hal ini setidaknya terlihat di Candi Jiwa dan Blandongan di kawasan Situs Candi Batujaya, Karawang.

Demikian dikemukakan arkeolog Hasan Djafar saat memandu peserta International Conference on Sundanese Culture di kompleks Batujaya, Karawang, Selasa (26/10). "Peradaban Buni ini mencakup wilayah Tangerang, Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Bogor. Ada 150 situs sejarah di kawasan itu. Buni sendiri sebuah desa di Kabupaten Bekasi," kata Djafar.

Candi di Situs Batujaya yang terbuat dari bata yang dilapis semen kapur, kata Djafar, menunjukkan, pada masa itu (masa Kerajaan Tarumanagara) mereka telah menguasai teknologi arsitektur yang maju. Mereka juga mampu membuat beton cor. Kemampuan membuat barang-barang dari logam-yang dibuktikan antara lain dengan temuan berupa lempengan dan gelang emas-mempertegas capaian teknologi yang dikuasai.

Penguasaan teknologi yang tinggi menjadi bekal masyarakat kala itu ketika menghadapi globalisasi yang datang dari India melalui pesisir utara. "Ketika orang India datang dengan budaya dan kepercayaannya, mereka bisa cepat beradaptasi," tuturnya. (ADH)

Read More......

Minggu, 19 September 2010

Ditemukan, Kerangka Manusia Prasejarah Baru

Kompas, Jumat, 17 Sep 2010 - Balai Arkeologi Bandung kembali menemukan dua fragmen tulang rahang dan gigi milik manusia prasejarah yang diperkirakan berumur sekitar 5.600 tahun yang lalu di Goa Pawon, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Temuan ini semakin menunjukkan banyaknya kehidupan dan aktivitas manusia prasejarah di Goa Pawon.

"Sebelum penemuan ini sudah ditemukan lima kerangka manusia prasejarah di Goa Pawon. Penemuan kali ini juga sama, usianya 9.500 tahun-5.600 tahun lalu," ujar arkeolog Balai Arkeologi (Balar) Bandung, Lutfi Yondri, di Bandung, Kamis (16/9).

Lutfi mengatakan, penemuan rahang dan gigi manusia prasejarah ini berada di kotak S2 T4 pada kedalaman 150 sentimeter. Penemuan sebelumnya, yang terjadi pada 2003, kerangka ditemukan pada kedalaman 50-100 sentimeter. Namun, berbeda dengan penemuan sebelumnya, rahang dan gigi manusia prasejarah ini tidak mendapatkan perlakuan khusus.

Dalam beberapa penemuan sebelumnya, kerangka yang ditemukan terdiri dari atap tengkorak, rahang bawah, dan rahang atas yang telah diwarnai menggunakan pewarna merah. Selain itu, ada juga kerangka manusia utuh ditemukan dalam posisi terlipat. Perwarnaan dan posisi terlipat menandakan adanya perlakuan khusus.

"Tidak ada indikasi adanya perlakuan khusus dalam kerangka yang kami temukan. Hal ini memberikan pemahaman baru bahwa tidak semua pemakaman manusia purba menggunakan perlakuan khusus," ujar Lutfi yang melakukan penelitian lanjutan sejak 20 Agustus hingga awal September itu.


Teliti lebih dalam

Dalam penelitian lanjutan di tempat yang sama pada awal 2011 mendatang, Lutfi bersama timnya akan melakukan penelitian lebih mendalam di sekitar Goa Pawon. Tidak menutup kemungkinan akan dibuka juga kotak penelitian lainnya.

"Kami menduga masih banyakjejak kehidupan manusia prasejarah Goa Pawon beserta segala ciri khas dan gaya hidupnya. Bukan tidak mungkin akan ditemukan peradaban manusia yang lebih tua atau berusia di atas 9.500-5.600 tahun lalu," kata Lutfi.


Ribuan sisa makanan

Selain menemukan kerangka manusia, Tim Balar Bandung juga menemukan ribuan sisa makanan manusia prasejarah, seperti tulang dan gigi gajah, kerangka kepala monyet, dan kerang. Selain itu, ada juga perhiasan dari gigi hiu dan perkakas batu obsidian yang telah dihaluskan.

"Perhiasan ini kemungkinan besar dipergunakan manusia prasejarah Pawon. Usianya sama dan banyak ditemukan di sekitar kerangka manusia," ungkapnya.

Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar, mengatakan, promosi lokasi penemuan benda arkeologi harus dilakukan secara terus-menerus. Efek promosi diharapkan akan membawa semakin banyak anggota masyarakat yang mencintai dan mendalami sumbangan keilmuan dari peninggalan arkeologi itu.

"Dengan pengelolaan lebih baik, banyak daerah di Jabar mampu meraup nilai tambah secara ekonomi dari lokasi arkeologi, sekaligus memberikan sumbangan berharga bagi dunia keilmuan," ujarnya.(CHE)

Read More......

Minggu, 05 September 2010

Cerah, Masa Depan Arkeologi Jawa Barat

KOMPAS Jawa Barat, Senin, 30 Agustus 2010 - Pengembangan penelitian arkeologi Jawa Barat bermasa depan cerah. Diyakini, masih banyak aset arkeologi Jabar yang belum dikembangkan atau potensinya belum dimanfaatkan.

"Jabar bisa belajar dari daerah di Jawa Timur atau Jawa Tengah. Penemuan benda arkeologi adalah kebanggaan besar bagi mereka. Hal itu dibuktikan dengan penelitian dan promosi yang dilakukan dengan intensif," ujar Peneliti Utama Balai Arkeologi Bandung Lutfi Yondri di Bandung, Minggu (29/8).

Para arkeolog dunia, seperti dituturkan Lutfi, meyakini Jabar adalah salah bagian jalur perjalanan manusia prasejarah mongoloid dari Asia menuju Australia. Bahkan, Jabar dianggap sebagai daerah yang pertama kali disinggahi manusia prasejarah dan hewan purba di Pulau Jawa.

Ironisnya, penemuan arkeologi justru banyak terjadi di Jateng dan Jatim. Banyaknya penemuan itu terkait dengan kepedulian dan perhatian pemerintah yang demikian besar terhadap arkeologi di kedua provinsi itu.

Lutfi mengatakan, sebenarnya Jabar kaya dengan situs prasejarah. Penemuan fosil hewan prasejarah seperti kelompok gajah (Stegodon sp) dan kelompok rusa (Cervus sp) di beberapa daerah seperti Bogor, Kuningan, Cirebon, dan Ciamis adalah beberapa buktinya.

Begitu juga dengan penemuan kerangka lengkap manusia prasejarah berusia 9.600 tahun di Goa Pawon, karst Rajamandala, Bandung Barat, 2003. Bahkan, manusia purba berusia 600.000 tahun diperkirakan pernah hidup di Tambaksari, Ciamis.

"Saat ini kami masih meneliti Goa Pawon lebih lanjut. Penemuan terbaru adalah perhiasan manusia prasejarah Goa Pawon seperti gigi hiu dan kerang. Tandanya, mereka sangat kreatif dan berdaya jelajah tinggi," ujarnya.

Penemuan ini, menurut Lutfi, harus ditangani serius mengingat temuan tersebut berguna bagi ilmu pengetahuan serta menjadi sumber ekonomi dan kebanggaan daerah. Ia mencontohkan Goa Lawa di Trenggalek, Jatim. Penanganan intensif dari goa ini mampu memberikan sumbangan ekonomi dan menaikkan derajat Kabupaten Trenggalek sebagai salah satu daerah pelestari warisan arkeologi. Padahal, ragam koleksi arkeologi Goa Lawa tak sebanyak Goa Pawon.


Promosi

Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah daerah di Jabar mulai berpromosi, setidaknya bagi pegawai negeri sipil untuk mengunjungi lokasi arkeologi. Tujuannya, agar semakin banyak orang datang dan lantas peduli terhadap lokasi itu.

Ketua Masyarakat Geografi Indonesia T Bachtiar mengatakan, promosi lokasi penemuan benda arkeologi harus dilakukan secara terus-menerus. Efek promosi diharapkan membawa semakin banyak masyarakat guna mencintai dan mendalami sumbangan keilmuan dari peninggalan arkeologi itu.

"Dengan pengelolaan lebih baik, banyak daerah di Jabar mampu meraup nilai ekonomi dari lokasi arkeologi sekaligus memberikan sumbangan berharga bagi dunia keilmuan," ujarnya. (CHE)

Read More......

Senin, 30 Agustus 2010

Ditemukan, Peralatan Manusia Prasejarah

Kompas, Jumat, 27 Agustus 2010 - Balai Arkeologi Bandung menemukan peralatan yang diperkirakan pernah digunakan manusia prasejarah di Goa Pawon, Karst Rajamandala, Bandung Barat. Peninggalan itu memperkuat pola interaksi, distribusi, dan okupasi manusia prasejarah Pawon. "Alat-alat itu seperti gigi hiu, gigi gajah, perhiasan kerang, dan batuan obdisian yang diperkirakan berusia 6.000-9.500 tahun lalu. Diperkirakan pernah digunakan untuk mengolah makanan atau menyayat kulit," ujar arkeolog Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Youndri, di lokasi penggalian, Rabu (25/8). Mayoritas peralatan ditemukan setelah tim arkeolog menggali sedalam 10 sentimeter. Ia yakin, penemuan akan lebih banyak lagi jika penggalian dilakukan lebih dalam lagi.(CHE)

Read More......

Dictionary

Kontak Saya

NAMA:
EMAIL:
SUBJEK:
PESAN:
TULIS KODE INI: