Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Tampilkan postingan dengan label Majapahit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Majapahit. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 April 2012

Temuan Susunan Batu Bata Tua di Trenggalek


KOMPAS, Selasa, 10 April 2012 - Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga masih meneliti penemuan situs formasi susunan batu bata di Desa Sumarum, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Susunan batu bata itu relatif utuh di bawah tanah milik warga, Kosim (40. Ia menggali tanah di dekat rumahnya sedalam satu meter ketika hendak membuat batu bata, pekan lalu. ”Batu batanya besar, melebihi batu bata umumnya sekarang,” katanya. Yuli Priyanto dari Humas Pemkab Trenggalek, yang dihubungi Senin (9/4), menjelaskan, pihaknya belum menyimpulkan apa pun karena temuan ini butuh kepakaran arkeolog. ”Kami menunggu pihak arkeologi dari Trowulan, Mojokerto. Menilik bentuknya, seperti susunan dinding rumah atau dinding istana atau bagian dari dinding pemandian. Menilik bentuknya, tampaknya merupakan kekunoan asal Majapahit. Namun, ini kesimpulan yang belum bisa dijadikan patokan,” katanya. Mengutip penjelasan Kosim, lokasi dinding tersebut ada di beberapa tempat terpisah di pekarangan rumahnya pada satu garis lurus. (ODY)
Read More......

Kamis, 29 Juli 2010

Gajah Mada dan Perang Bubat


Dr. Agus Aris Munandar
Departemen Arkeologi
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia



Gajah Mada adalah anggota Dinasti Rajasa

Orang tua dan kelahiran Gajah Mada hingga sekarang masih belum diketahui secara jelas. Oleh karena itu banyak kisah dan mitos yang berhubungan dengan kelahiran orang besar dari Kerajaan Majapahit tersebut. Berdasarkan uraian kitab Pararaton dan dukungan interpretasi dari prasasti Gajah Mada (tahun 1273 Śaka/1351 M) yang ditemukan di dekat Candi Singhasari, dapat dikemukakan bahwa sangat mungkin Gajah Mada masih anggota dinasti Rajasa juga. Ia masih keturunan Ken Angrok, Gajah Mada adalah cucu dari Krtanagara bukan dari garis permaisuri, melainkan dari salah seorang selir Krtanagara.

Adalah Gajah Pagon dalam Pararaton disebutkan sebagai salah seorang pengawal Raden Wijaya yang terluka terkena tombak orang-orang Kadiri yang mengejar-ngejar mereka. Raden Wijaya lalu menitipkan Gajah Pagon tersebut kepada kepala Desa Pandakan dengan wanti-wanti harus dirawat. Macan Kuping sang kepala desa akan menyediakan makanan setiap hari bagi Gajah Pagon, namun ia harus tinggal di ladang yang penuh ilalang. Maksudnya jika ada tentara Kadiri mencari-cari ke Desa Pandakan, mereka tidak akan menemukan pengikut Raden Wijaya. Perhatikan pernyataan Raden Wijaya dalam Pararaton yang sangat mengkhawatirkan keadaan Gajah Pagon, dia terluka dan dititipkan kepada kepala Desa Pandakan sebagai berikut:

Read More......

Dictionary

Kontak Saya

NAMA:
EMAIL:
SUBJEK:
PESAN:
TULIS KODE INI: