Views
KOMPAS - Minggu, 13 Maret 2011 - Ke mana perginya celengan setelah manajemen keuangan modern menguasai kehidupan kita? Bukan hanya celengan yang menusuk hati benar, tetapi bisa saja itu indikasi betapa kultur menabung kita luntur lantaran terlalu banyak direcoki kepentingan keuntungan. Menabung tak lagi sekadar menyimpan uang, tetapi sudah menjadi metode menambah pundi-pundi.
Bentara Budaya Jakarta (BBJ) bersama Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta menggelar pameran Celengan Antik: Simpan Satu Rupiah, 18-26 Maret 2011. Pembukaan pameran dilakukan Kamis (17/3) pukul 19.30. Museum ini menampilkan sekitar 250 keping celengan antik dari 2.000 buah koleksi. Celengan memang sebagian besar berbentuk babi karena asalnya dari kata "celeng" atau piggy bank. Lewat celengan, pameran ini akan menyuguhkan kebudayaan menabung sejak masa Majapahit hingga sekarang.(CAN)
Bentara Budaya Jakarta (BBJ) bersama Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta menggelar pameran Celengan Antik: Simpan Satu Rupiah, 18-26 Maret 2011. Pembukaan pameran dilakukan Kamis (17/3) pukul 19.30. Museum ini menampilkan sekitar 250 keping celengan antik dari 2.000 buah koleksi. Celengan memang sebagian besar berbentuk babi karena asalnya dari kata "celeng" atau piggy bank. Lewat celengan, pameran ini akan menyuguhkan kebudayaan menabung sejak masa Majapahit hingga sekarang.(CAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar